Saturday, January 15, 2011

Dan tiba-tiba mimpi itu terasa sangat jauh.

Pagi menyeruak membawa guyuran hujan bersamanya. Ada riak kegelisahan yang tiba-tiba menggeliat, ada sunyi yang tiba-tiba merasa menghimpit. Mengapa semua ini terjadi lagi?

Mungkin benar saya yang salah. Membiarkan pikiran menjajahku sekali lagi. Membiarkan diri sendiri terbawa pada bayangan yang tidak mungkin jadi kenyataan. Tapi mengapa semuanya terasa sesak didalam dada? Mencoba berpikir dan mengingat, apa yang sebenarnya yang telah terjadi dalam hidupku?



Entahlah. Mungkin benar saya yang kalah. Kegamangan itu terasa besar. Seakan-akan membawa menjadikan diri hanya sebuah selongsong yang berjalan. Tak berjiwa, dan tak bermimpi. Apa yang harus saya lakukan dikeesokan hari?

Pelan-pelan saya mencoba merunut. Mencoba melihat kembali, bagaimana saya telah tiba dititik ini. Bagaimana saya telah meninggalkan jejak dimana-mana. Bagaimana diantara semua keriuhan itu, tiba-tiba timbul satu kesadaran, “bagaimanapun kau berusaha, kau akan tetap sendirian. Jadi untuk apa berusaha terlalu keras dengan semuanya?”.

Bertahun-tahun yang lalu, ketika pikiran ini muncul. Dimana bertahun-tahun sesudahnya saya berusaha bangkit dan berusaha melawannya. Mencoba melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda, mencari jawab dari setiap pertanyaan. Tapi saya selalu terhantam di posisi yang sama. Sendiri. Lantas apa yang harus saya lakukan berikutnya? Entahlah. Bahkan bermimpi pun saya tidak berani lagi.

I wish I hadn't seen all of the realness
And all the real people are really not real at all

The more I learn the more I learn
The more I cry the more I cry
As I say goodbye to the way of life I thought I had designed for me

Then I see you standing there
Wanting more from me
And all I can do is try

Then I see you standing there
I'm all I'll ever be but all I can do is try

(Nelly Furtado - Try)

No comments:

Post a Comment